MANADO,Narasindo.com – Pemerintah Kota Manado kembali menunjukkan keseriusannya dalam menekan angka kemiskinan, khususnya kemiskinan ekstrem yang menjadi fokus utama pembangunan sosial daerah.
Upaya tersebut mulai menampakkan hasil positif berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Manado. Pada Maret 2025, tingkat kemiskinan di kota ini tercatat sebesar 4,99 persen atau sekitar 21.730 jiwa, turun dari 5,43 persen atau sekitar 23.590 jiwa pada tahun sebelumnya.
Dengan demikian, terdapat penurunan sekitar 1.800 jiwa yang berhasil keluar dari garis kemiskinan.
Capaian tersebut menjadikan Manado sebagai daerah dengan tingkat kemiskinan terendah kedua di Provinsi Sulawesi Utara.
Meski demikian, Pemerintah Kota menegaskan bahwa hasil itu bukan alasan untuk berpuas diri. Sebagai kota dengan jumlah penduduk terbesar di provinsi ini, tantangan pengentasan kemiskinan ekstrem tetap menjadi prioritas utama.
Sekretaris Daerah Kota Manado, dr. Steaven Dandel, M.P.H., menegaskan bahwa seluruh perangkat daerah berkomitmen memastikan program penanggulangan kemiskinan berjalan secara konsisten dan berkelanjutan.
“Persentase kemiskinan di Manado memang tergolong rendah, tapi secara jumlah absolut masih ada ribuan warga yang hidup dalam kondisi rentan. Itu sebabnya kami terus memperkuat basis data, memantau kondisi lapangan, dan memastikan setiap program bantuan maupun pemberdayaan benar-benar tepat sasaran,” ujar Dandel.
Ia menjelaskan bahwa Pemkot Manado telah menyatukan data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) dengan berbagai program lintas sektor.
Sinergi ini mencakup penguatan ekonomi masyarakat, peningkatan layanan pendidikan dan kesehatan, serta perluasan akses terhadap bantuan sosial dan perumahan yang layak.
“Kami memperkuat kolaborasi dengan pemerintah provinsi dan pusat untuk mempercepat penghapusan kemiskinan ekstrem. Selain itu, kami juga menggandeng dunia usaha dan masyarakat agar gerakan ini menjadi tanggung jawab bersama,” tambahnya.
Menurut data BPS Provinsi Sulawesi Utara, pada periode yang sama, tingkat kemiskinan di Sulut tercatat 6,71 persen, dengan garis kemiskinan sebesar Rp 530.304 per kapita per bulan.
Penurunan signifikan di Manado turut berkontribusi terhadap perbaikan angka kemiskinan di tingkat provinsi yang turun sekitar 0,43 persen.
Lebih lanjut, Dandel menegaskan bahwa orientasi kebijakan Pemkot Manado tidak semata mengejar perbaikan angka statistik, melainkan menitikberatkan pada perubahan kondisi sosial masyarakat.
“Target kita bukan sekadar menekan angka kemiskinan, tapi memastikan setiap keluarga miskin ekstrem benar-benar keluar dari situasi rentan dan memiliki penghidupan yang lebih baik,” tegasnya.
Dengan strategi terarah dan kolaborasi lintas sektor yang terus diperkuat, Pemerintah Kota Manado optimistis mampu berkontribusi nyata dalam mendukung program nasional menuju Indonesia bebas kemiskinan ekstrem pada tahun 2026.






