JAKARTA,Narasindo.com – Komunitas Bantik perantauan yang tergabung dalam DPP Bantik Masuinsau Sasengkoang (BMS) meneguhkan semangat keberagaman dengan menyelenggarakan dua momentum keagamaan besar dalam satu perhelatan: Halalbihalal Idul Fitri 1446 H dan Perayaan Paskah 2025.
Acara berlangsung meriah dan sarat nuansa adat di Ballroom Hotel Lume’os, Cempaka Putih, Jakarta. Minggu 27 April 2025
Momen kebersamaan lintas iman ini dirangkai dalam tema besar “Merangkai Kasih, Menjalin Silaturahmi”, sebagai cermin dari semangat luhur masyarakat Bantik yang menjunjung tinggi nilai kasih sayang dan toleransi.
para peserta dari berbagai daerah hadir, mengenakan busana adat dan berkomunikasi dalam bahasa Bantik yang mempertegas identitas budaya leluhur.
Hadir sebagai pembicara spiritual, KH. Ali Hardi Kiaidemak, SH., M.Si membawakan ceramah Halalbihalal, sementara Pdt. Jeffry Manoppo, SH menyampaikan renungan Paskah. Keduanya menekankan pentingnya kasih sebagai nilai yang menyatukan umat beragama.
Keduanya menyampaikan pesan universal tentang pentingnya menjaga persaudaraan dan cinta kasih sebagai dasar hidup bersama.
Ketua Umum DPP BMS, Juvani F. Mongan dalam pidatonya menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya seremoni, melainkan wujud konkret dari filosofi hidup masyarakat Bantik yang dikenal dengan 3H – Hinggilridang, Hintakinang, Hintalrunang – yaitu hidup dalam kasih, saling membantu, dan senantiasa mengingat Tuhan.
Suasana keakraban semakin terasa dengan kehadiran sejumlah tokoh nasional asal Bantik, seperti DR. Ir. W. Donald R. Pokatong, MSc., PhD (Ketua Pembina BMS), Capt. Carlo Bukara, Capt. Robert Mandagie, hingga Capt. Pilot Junico Mongan.
Jajaran tamu undangan lintas latar belakang turut menyemarakkan acara, antara lain Angelica Tengker, Ir. Lucky Harry Korah, MSi, dan Syamsul Bahri Siregar, SE., MSi.
Namun sorotan utama datang dari pernyataan tegas Mayjen TNI Rano M.A. Tillaar, SE., yang menyampaikan apresiasi atas karakter masyarakat Bantik yang dikenal berani dan loyal.
Bahkan menurutnya, agar nama Kodam XIII/Merdeka diganti menjadi Kodam XIII/Robert W. Mongisidi, sebagai bentuk penghormatan terhadap pahlawan nasional berdarah Bantik yang gugur dalam perjuangan tanpa pernah berseragam militer.
Gelaran ini dikemas penuh nuansa budaya Bantik dan dipandu oleh pembawa acara yang fasih berbahasa daerah, yakni Herce Pangalilah Pontoh, Hendra N. Sumual, dan Rita Pohayouw.
Kesuksesan acara tidak lepas dari solidnya kerja panitia Hari Besar BMS yang diketuai oleh Kol. Laut (T) Febri Y.P. Tangkudung, didampingi Mauluddin Sonda sebagai sekretaris dan Hj. Rita Fauziah Tendean sebagai bendahara.
Lewat pertemuan ini, masyarakat Bantik diaspora kembali menegaskan jati diri mereka: sebagai anak bangsa yang memegang teguh warisan leluhur, namun terbuka dan merangkul perbedaan dalam semangat persaudaraan yang utuh. (**