Jelang Idul Fitri, Nyepi, dan Paskah, Pemkot Manado Perkuat Sinergi dengan Tokoh Agama

Kota Manado290 Dilihat

Manado,Narasindo.com – Pemerintah Kota Manado kembali menggelar pertemuan triwulanan bersama tokoh agama dan pimpinan rumah ibadah se-Kota Manado, Jumat pagi (21/3).

Kegiatan yang berlangsung di Aula Serbaguna Kantor Wali Kota ini diselenggarakan oleh Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Kota Manado di bawah koordinasi Drs. Otniel Tewal, M.Si, serta Badan Kerjasama Antar Umat Beragama (BKSAUA) Kota Manado.

Acara ini dihadiri oleh berbagai perwakilan organisasi keagamaan, termasuk Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Utara, Pdt. Lucky Rumopa, M.Th. Kegiatan dimulai dengan doa pembukaan yang dipimpin oleh Hi. Djafar Madiu, dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Umum BKSAUA Kota Manado, Pdt. Judi Tunari, M.Teol.

Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Andrei Angouw menyampaikan apresiasi atas peran tokoh agama dalam menjaga keharmonisan dan kerukunan di tengah masyarakat. Ia juga menyampaikan selamat menjalankan ibadah puasa bagi umat Muslim yang sedang menyambut bulan suci Ramadan.

“Kehadiran berbagai perayaan keagamaan dalam waktu dekat, seperti Idul Fitri, Nyepi, dan Paskah, menjadi momentum penting untuk memperkuat silaturahmi antarumat beragama. Saya berharap para tokoh agama dapat terus menjadi teladan dalam menjaga keberagaman serta persatuan,” ujar Wali Kota.

Lebih lanjut, Wali Kota menegaskan bahwa kerja sama antara pemerintah daerah dan tokoh agama terus diprioritaskan.

Salah satunya melalui program insentif bagi tokoh agama yang telah berjalan, bukan dalam bentuk bantuan sosial, tetapi sebagai upaya mendukung peran mereka dalam menjaga stabilitas sosial dan kehidupan beragama di Kota Manado.

Selain membahas isu-isu keagamaan, Wali Kota juga menyoroti berbagai aspek pembangunan kota, termasuk pertumbuhan ekonomi dan pentingnya partisipasi masyarakat dalam mendukung program pemerintah.

Ia juga menyinggung masalah kebersihan lingkungan, ketertiban umum, hingga berbagai persoalan sosial seperti penggunaan knalpot bising, parkir liar, penyalahgunaan minuman keras, serta penyebaran lem ehabond di kalangan remaja.

“Persoalan sosial ini perlu menjadi perhatian bersama. Saya berharap para tokoh agama turut berperan dalam menyampaikan pesan moral kepada jemaat dan masyarakat luas, sehingga kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih tertib dan nyaman,” tambahnya.

Wali Kota juga mengangkat isu kemiskinan ekstrem yang masih menjadi tantangan. Ia menekankan pentingnya pendataan yang lebih akurat agar bantuan pemerintah tepat sasaran, termasuk bagi warga yang masih enggan menerima bantuan atau fasilitas yang disediakan.

Acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Ketua Sinode AM Sulutenggo, Pdt. Soan Sumilat, serta diakhiri dengan sesi diskusi antara pemerintah dan para tokoh agama guna membahas berbagai langkah konkret dalam menjaga stabilitas sosial dan kesejahteraan masyarakat Manado.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *